
Bisakah AI Mempelajari Rasa Humor Manusia yang Sungguh-Sungguh Aneh?
Di zaman ketika kecerdasan buatan (AI) bisa membuat puisi, menulis artikel, hingga menciptakan lukisan digital, muncul pertanyaan baru yang jauh lebih absurd: bisakah AI memahami humor manusia—terutama yang benar-benar aneh? Humor yang tidak logis, konyol, terkadang gelap, atau begitu nyeleneh hingga hanya bisa dimengerti oleh sekelompok kecil manusia tertentu.
Mari kita telusuri batas kemampuan AI saat berhadapan dengan sesuatu yang paling tidak rasional dari manusia: tertawa.
Humor: Kombinasi Otak, Budaya, dan Kekacauan
Humor manusia bukan hanya tentang punchline. Ia adalah campuran dari konteks budaya, pengalaman pribadi, keanehan linguistik, dan emosi. Sebuah lelucon bisa membuat seseorang terbahak, sementara orang lain hanya mengernyit heran. Contohnya, ada humor yang hanya lucu jika kamu pernah menonton film tahun 90-an atau tumbuh di desa dengan aturan tak tertulis tentang sandal jepit.
Nah, sekarang bayangkan sebuah AI mencoba memproses lelucon seperti ini:
“Mengapa ayam menyeberang jalan? Karena dia ditagih utang.”
Lucu? Absurd? Atau tidak masuk akal? Itulah tantangan terbesar AI.
Bagaimana AI Belajar Humor?
AI belajar humor dari data. Model bahasa besar (seperti yang kamu gunakan sekarang) dilatih dengan jutaan—bahkan miliaran—kalimat dari internet: artikel, naskah komedi, meme, percakapan forum, hingga skrip stand-up. AI bisa mengenali pola dalam lelucon, seperti pengalihan ekspektasi (misdirection), permainan kata (pun), atau hiperbola.
Contohnya, AI dapat belajar bahwa struktur lelucon seperti ini sering muncul:
Setup: “Saya bilang ke dokter saya merasa seperti tenda…”
Punchline: “…dia bilang saya harus tenang, mungkin saya cuma stres.”
Secara struktural, AI paham. Tapi, rasa lucu? Di sinilah menjadi rumit.
AI dan Humor Aneh: Sejauh Apa Kemampuannya?
Humor yang “aneh”—alias absurd, surealis, atau eksperimental—adalah wilayah yang sangat manusiawi. Humor semacam ini sering muncul dari hal yang tidak bisa diprediksi dan terkadang tidak logis. Justru di sinilah letak kelucuan.
Contoh humor aneh:
“Kalau kamu menampar ayam dengan kecepatan 3.000 km/jam, ayam itu jadi masak.”
Lelucon ini populer di internet karena aneh, ilmiah, dan konyol. Tapi bisakah AI menciptakan atau memahami lelucon seperti itu?
Secara teknis, AI bisa menirukan struktur atau gaya humor absurd. Bahkan beberapa AI bisa menghasilkan meme atau kalimat aneh yang justru terasa lucu karena tidak nyambung. Namun, itu bukan karena AI mengerti lucu, melainkan karena ia mengimitasi pola kebingungan yang sering dianggap lucu oleh manusia.
Studi dan Eksperimen: AI Menulis Stand-Up?
Sudah ada eksperimen menarik, seperti proyek AI bernama JokeBot, yang dilatih untuk menulis lelucon. Hasilnya? 50:50. Beberapa lucu secara teknis, tapi banyak yang terasa datar. Misalnya:
“Mengapa komputer tidak suka pantai? Karena takut virus.”
Lucu? Agak basi, ya. Namun AI semakin berkembang. Tahun 2022, sekelompok peneliti menggunakan ChatGPT untuk menciptakan persona stand-up komedian AI. Hasilnya mengejutkan: beberapa penonton tertawa sungguhan. Tapi masih banyak kekurangan, terutama dalam improvisasi dan sensitivitas konteks.
Masalah Besar: AI Tidak Punya Perasaan
Lucu atau tidaknya sesuatu sering berkaitan dengan emosi dan pengalaman hidup. AI tidak pernah kecewa ditinggal pas Valentine, tidak pernah salah parkir saat hujan, atau malu karena celana robek di tengah pesta.
Tanpa pengalaman-pengalaman itu, AI hanya bisa merekayasa ulang humor manusia, bukan menciptakan dari dalam. Inilah mengapa lelucon AI bisa terasa… steril.
Apakah AI Akan Bisa Menciptakan Humor Orisinal?
Jawabannya mungkin “ya”, tapi dalam batasan tertentu. AI bisa menciptakan humor berdasarkan data, mencampur gaya, dan membentuk sesuatu yang terasa lucu. Bahkan bisa membuat humor aneh yang viral karena keanehannya. Tapi untuk menyamai kompleksitas emosional manusia dalam humor?
Itu seperti meminta kulkas paham mengapa kita menangis saat nonton film Pixar.
AI bisa lucu, tapi belum tentu mengerti mengapa sesuatu lucu. Dan justru karena itu, hasilnya kadang jadi… lebih lucu.
Humor Aneh Masih Milik Manusia?
Untuk saat ini, humor aneh adalah zona eksklusif manusia. Meskipun AI bisa meniru struktur humor dan menghasilkan sesuatu yang membuat kita tertawa, ia tidak merasakan kelucuan itu. Tidak ada tawa di dalam sirkuit silikon.
Namun, bukan berarti humor buatan AI tidak punya tempat. Justru karena ketidaksempurnaannya, humor AI sering menjadi meta-humor: kita tertawa bukan karena AI paham, tapi karena kita tahu ia tidak paham—dan itu lucu.
Di masa depan, mungkin AI bisa lebih baik dalam memahami preferensi humor pengguna, membuat meme sesuai selera, bahkan menjadi co-writer komedi absurd. Tapi sampai saat itu tiba, jangan khawatir. Lelucon tentang sandal jepit putus di tengah jalan masih aman di tangan manusia.