Mitos Tentang Teh yang Belum Banyak Diketahui

Teh adalah salah satu minuman paling populer di dunia, dan bagi banyak orang, secangkir teh bisa jadi teman setia di pagi hari, sore santai, atau saat cuaca dingin. Dari teh hijau, teh hitam, teh oolong, hingga teh herbal, pilihan rasa dan manfaatnya terasa tidak ada habisnya. Tapi di balik kenikmatannya, ternyata banyak mitos tentang teh yang beredar di tengah masyarakat — dan sebagian besar tidak sepenuhnya akurat, lho!

Yuk, kita bahas beberapa mitos tentang teh yang sering dipercaya tapi belum tentu benar. Siapa tahu, setelah ini kamu bisa menikmati teh dengan lebih bijak!

1. Teh Selalu Membuat Tubuh Terhidrasi

Banyak orang mengira minum teh itu sama saja dengan minum air putih, alias otomatis menghidrasi tubuh. Padahal, faktanya tidak sesederhana itu.

Teh memang mengandung air sebagai komponen utama, tapi beberapa jenis teh — terutama teh hitam dan teh hijau — juga mengandung kafein. Kafein bersifat diuretik ringan, artinya bisa membuat tubuh lebih sering buang air kecil dan, jika diminum dalam jumlah berlebihan, malah bisa membuat tubuh sedikit kehilangan cairan.

Jadi meskipun minum teh bisa membantu menghidrasi, teh tidak bisa sepenuhnya menggantikan peran air putih murni, apalagi kalau kamu tipe peminum teh berat. Solusinya? Seimbangkan asupan teh dengan air putih supaya tubuh tetap terhidrasi optimal.

2. Teh Hijau Adalah Obat Diet Ajaib

Teh hijau seringkali dijadikan ‘pahlawan’ dalam dunia diet. Iklan-iklan dan artikel kesehatan di internet banyak yang menyebutkan bahwa teh hijau bisa membakar lemak secara instan dan membantu menurunkan berat badan dengan mudah.

Faktanya, meskipun teh hijau mengandung antioksidan yang bernama catechin dan sejumlah kafein yang bisa meningkatkan metabolisme sementara, efeknya tidak sedahsyat yang sering dibesar-besarkan. Teh hijau tidak akan secara ajaib mencairkan lemak tubuh hanya karena kamu meminumnya setiap hari.

Penurunan berat badan tetap bergantung pada keseimbangan antara kalori masuk dan kalori yang terbakar. Teh hijau bisa menjadi pendukung gaya hidup sehat, tapi bukan kunci utama dalam program diet.

3. Semua Teh Herbal Bebas Kafein

Ada anggapan bahwa teh herbal selalu aman diminum kapan saja, bahkan sebelum tidur, karena dipercaya tidak mengandung kafein. Sayangnya, ini tidak selalu benar.

Beberapa teh herbal memang bebas kafein, seperti chamomile, peppermint, atau rooibos. Tapi ada juga beberapa teh yang disebut “herbal” padahal masih mengandung kafein, misalnya teh mate (yerba mate) atau guayusa. Bahkan dalam beberapa campuran teh herbal komersial, ada yang menambahkan teh hitam atau teh hijau, sehingga tetap mengandung kafein meski labelnya “herbal”.

Jadi sebelum membeli teh herbal, pastikan cek komposisinya, terutama kalau kamu menghindari kafein atau punya gangguan tidur.

4. Teh Lebih Sehat Jika Diminum Tanpa Gula

Secara umum, mengurangi gula memang baik untuk kesehatan, dan teh tanpa gula jelas lebih rendah kalori. Tapi bukan berarti teh tanpa gula otomatis selalu lebih sehat, terutama kalau bahan baku tehnya sendiri sudah terkontaminasi atau kualitasnya rendah.

Beberapa teh murah yang dijual massal kadang mengandung residu pestisida atau bahan kimia dari proses produksi, terutama jika tidak bersertifikat organik atau berasal dari sumber yang tidak jelas. Jadi, faktor “sehat” tidak hanya ditentukan oleh ada tidaknya gula, tapi juga dari kualitas daun teh, air yang digunakan, dan cara penyajiannya.

5. Teh Celup Lebih Buruk dari Teh Daun

Banyak pecinta teh sejati yang memandang rendah teh celup, menganggapnya sebagai teh “murahan” atau “limbah daun teh”. Memang benar, teh celup biasanya dibuat dari pecahan daun (fannings atau dust) yang lebih kecil daripada teh daun utuh, sehingga aromanya tidak sekompleks teh loose leaf.

Namun, ini tidak selalu berarti teh celup buruk. Beberapa merek premium kini mengemas daun teh berkualitas dalam kantong celup dengan bentuk yang memungkinkan air mengalir optimal, seperti kantong berbentuk piramida. Selain itu, kepraktisan teh celup juga membuatnya jadi favorit banyak orang yang sibuk.

Jadi, baik teh celup maupun teh daun punya kelebihan masing-masing, tergantung dari kualitas dan selera kamu.

6. Teh Bisa Menetralisir Semua Racun di Tubuh

Kata “detoks” sering digunakan dalam promosi teh, terutama produk-produk teh yang mengklaim bisa membersihkan racun dalam tubuh. Sayangnya, istilah ini lebih banyak dipakai sebagai strategi pemasaran ketimbang berdasarkan fakta medis.

Tubuh manusia secara alami punya sistem detoksifikasi sendiri lewat hati, ginjal, dan kulit. Minum teh memang bisa membantu tubuh lebih terhidrasi, dan beberapa senyawa dalam teh, seperti antioksidan, bisa membantu melawan radikal bebas. Tapi jangan berharap teh akan “membersihkan” racun berat seperti logam atau zat berbahaya lainnya. Detoks sejati butuh lebih dari sekadar secangkir teh.

7. Merebus Teh Lebih Lama = Lebih Banyak Manfaat

Banyak orang percaya bahwa semakin lama teh diseduh, semakin kuat efek dan manfaat kesehatannya. Faktanya, merebus atau menyeduh teh terlalu lama justru bisa membuat rasa teh menjadi pahit karena senyawa tannin yang terlalu banyak larut.

Selain itu, kafein juga akan lebih tinggi jika seduhan terlalu lama, yang bisa menyebabkan efek samping seperti jantung berdebar, susah tidur, atau perut tidak nyaman bagi sebagian orang. Cara terbaik adalah mengikuti panduan penyeduhan masing-masing jenis teh, misalnya:

  • Teh hijau: 2-3 menit dengan air 70-80°C
  • Teh hitam: 3-5 menit dengan air mendidih
  • Oolong: 4-7 menit, tergantung daun dan selera.

Kesimpulan

Ternyata, banyak sekali mitos tentang teh yang beredar di sekitar kita, dan tidak semuanya benar. Memang, teh punya banyak manfaat kesehatan berkat kandungan antioksidan, polifenol, dan zat aktif lainnya. Namun, minum teh tetap perlu disesuaikan dengan kebutuhan tubuh, tidak berlebihan, dan jangan mudah terjebak oleh klaim-klaim “ajaib” di kemasan produk.

Jadi, setelah tahu fakta-fakta ini, jangan ragu tetap menikmati teh favoritmu, asal dalam porsi yang wajar dan tetap seimbang dengan gaya hidup sehat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *