Teh bukan hanya sekadar minuman hangat yang menemani pagi atau sore hari. Ia adalah warisan budaya, bagian dari upacara tradisional, bahkan simbol ketenangan dalam banyak peradaban. Dari dataran tinggi Tiongkok hingga lembah subur di India, teh telah menjadi minuman yang dipuja selama berabad-abad. Tak heran jika banyak orang bertanya-tanya: teh terbaik di dunia itu yang mana?
Jawabannya tak sederhana, karena “terbaik” bisa berarti berbeda untuk tiap orang—bisa dari segi rasa, kualitas daun, proses panen, atau nilai sejarahnya. Tapi berikut adalah beberapa teh yang diakui secara global sebagai teh terbaik di dunia, baik karena kualitasnya maupun cerita di baliknya.
1. Da Hong Pao (Tiongkok)
Asal: Pegunungan Wuyi, Provinsi Fujian
Da Hong Pao adalah teh oolong legendaris dari Tiongkok yang kerap dijuluki sebagai “Raja Teh”. Teh ini sangat langka, terutama jika berasal dari pohon induk yang berusia ratusan tahun. Rasanya kompleks, dengan perpaduan aroma kayu manis, buah kering, dan sedikit rasa hangus karena metode pemanggangan tradisionalnya.
Harga teh Da Hong Pao bisa mencapai ribuan dolar per 100 gram, terutama jika berasal dari pohon asli di tebing batu Pegunungan Wuyi. Minum teh ini seperti menyicip sejarah dan kemewahan sekaligus.
2. Gyokuro (Jepang)
Asal: Prefektur Uji, Jepang
Gyokuro adalah teh hijau Jepang paling premium. Daunnya ditanam di bawah naungan selama beberapa minggu sebelum dipetik, yang meningkatkan kandungan klorofil dan asam amino bernama theanine. Hasilnya, teh ini memiliki rasa umami yang lembut, manis alami, dan aroma laut yang khas.
Disajikan dalam suhu air yang lebih rendah dari teh biasa (sekitar 50–60°C), Gyokuro adalah pilihan teh yang sangat halus dan cocok untuk meditasi atau momen tenang.
3. Darjeeling First Flush (India)
Asal: Darjeeling, India
Dikenal sebagai “Champagne-nya Teh”, Darjeeling First Flush berasal dari panen pertama musim semi. Daunnya muda dan segar, memberikan rasa ringan, floral, dan sedikit muskatel yang khas. Teh ini biasanya memiliki warna kuning keemasan dan sangat harum.
Darjeeling First Flush banyak dicari oleh kolektor teh di seluruh dunia. Tiap kebun teh di Darjeeling memiliki karakter rasa yang berbeda, tergantung ketinggian dan tanah tempatnya tumbuh.
4. Tie Guan Yin (Tiongkok)
Asal: Anxi, Provinsi Fujian
Tie Guan Yin, yang berarti “Dewi Belas Kasih dari Besi”, adalah jenis oolong yang sangat terkenal. Teh ini memiliki aroma bunga anggrek yang kuat, rasa manis yang lembut, dan aftertaste yang tahan lama. Tie Guan Yin adalah contoh sempurna dari keseimbangan antara teh hijau dan teh hitam dalam proses oksidasinya.
Dalam budaya Tiongkok, Tie Guan Yin tidak hanya dinikmati karena rasanya, tapi juga karena legenda spiritual di balik namanya.
5. Longjing (Dragon Well) – Tiongkok
Asal: Hangzhou, Zhejiang
Longjing adalah teh hijau paling terkenal di Tiongkok dan dihargai karena keanggunan dan kehalusannya. Daunnya diratakan dengan tangan di wajan panas saat pengolahan, menghasilkan bentuk pipih yang khas dan aroma kacang panggang dengan rasa yang ringan.
Longjing sering disajikan kepada tamu kehormatan dan dianggap sebagai simbol keramahan. Teh ini juga dipercaya memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk meningkatkan konsentrasi dan meredakan stres.
6. White Silver Needle (Bai Hao Yin Zhen)
Asal: Fujian, Tiongkok
Teh putih ini terbuat hanya dari kuncup teh muda yang belum mekar, yang dilapisi bulu putih halus. Prosesnya minimal, tanpa pemanggangan atau oksidasi, membuat rasanya sangat halus, manis, dan lembut di lidah. Silver Needle juga dikenal kaya antioksidan karena minimnya pengolahan.
Jenis teh ini cocok diminum secara perlahan sambil menikmati waktu luang. Harganya cukup tinggi karena panennya hanya bisa dilakukan dalam waktu singkat tiap tahun.
7. Pu-erh (Tiongkok)
Asal: Provinsi Yunnan
Berbeda dari teh lain, Pu-erh adalah teh fermentasi yang bisa disimpan selama bertahun-tahun—bahkan puluhan tahun—semakin lama disimpan, rasanya semakin dalam dan kompleks. Rasanya mirip tanah basah, jamur, atau kulit kayu, tergantung umur dan jenisnya (sheng/raw atau shu/ripe).
Pu-erh sering dianggap sebagai teh kesehatan karena membantu pencernaan dan menurunkan kadar kolesterol. Di kalangan kolektor, teh ini dianggap investasi karena nilai dan rasa yang terus berkembang seiring waktu.
Kesimpulan: Teh Terbaik Bukan Hanya Soal Rasa
Menentukan teh terbaik di dunia tidak hanya soal rasa atau aroma, tapi juga tentang pengalaman, cerita, dan proses panjang di balik setiap daunnya. Beberapa teh dipetik dengan tangan di pagi hari, dijemur di bawah matahari pegunungan, atau bahkan disimpan selama puluhan tahun. Semuanya menciptakan karakter unik yang tak bisa disamakan.
Jika kamu ingin mengeksplorasi dunia teh, mulailah dari yang klasik seperti Darjeeling atau Longjing, lalu cobalah sesuatu yang lebih eksotis seperti Pu-erh atau Gyokuro. Siapa tahu, kamu akan menemukan “teh terbaik” versi kamu sendiri.